Jumat, 04 Mei 2012

CARA MENGHADAPI KONFLIK


CARA MENGHADAPI KONFLIK DAN CARA JALAN KELUARNYA DALAM MENGHADAPI KONFLIK DALAM SUATU KELOMPOK

-   Dibawah ini beberapa cara dalam menghadapi konflik:
1. Proses "Pengarahan"
    Proses "Pengarahan adalah tindakan "mengarahkan" yang dilakukan oleh manajer/pimpinan untuk menterjemahkan kegiatan - yang telah dilakukan dalam proses "Perencanaan" dan "Pengorganisasian".
Peran manajer disini adalah memberi pengarahan dan dukungan terhadap kegiatan (aktivitas) para anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan struktur organisasi (organizational structure) yang telah ditentukan.
Dan karena hubungan antar manusia di dalam organisasi sangat kompleks dan selalu berubah setiap saat, maka salah satu kegiatan "Pengarahan" dari manajer adalah memberi perhatian terhadap "kelompok kerja (team works)" dalam organisasi.
2. Definisi team works (kelompok kerja)
    Yang dimaksud suatu team (kelompok) adalah dua atau lebih orang yang saling berhubungan, mempengaruhi satu sama lain dengan suatu tujuan tertentu.
Biasanya dalam suatu organisasi ada kelompok kerja formal dan kelompok kerja yang tidak formal (formal dan informal team)
3. Kelompok kerja formal (formal team) kelompok kerja informal (informal team)
    Formal team (kelompok formal) - adalah terdiri dari para pegawai dan pimpinan, anggota dalam kelompok mempunyai hubungan kerja dengan masing-masing anggota kelompok
Informal team - adalah kelompok yang terdiri dari orang-orang yang mempunyai interest/minat yang sama.
Informal team ini dapat berbentu dalam suatu organisasi formal; dan kegiatan tim informal ini kadang-kadang menunjang kegiatan tim formal.

4. Fungsi grup tidak formal (informal group)
1). memperkuat norma dan nilai yang mereka anut.
2). memberi rasa aman, status, kepuasan pada para anggot tim
3). membantu para anggotanya untuk berkomunikasi
4). membantu memecahkan masalah yang dihadapi para anggotanya
   Kadang-kadang kelompok informal menjadi alat yang digunakan oleh pimpinan untuk menyampaikan informasi secara tidak resmi. Kadang-kadang juga membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh anggota kelompok yang ada hubungan dengan organisasi. Kelompok informal ini (informal group) memegang peranan penting untuk kelangsungan suatu organisasi. Komunikasi melalui kelompok kadang-kadang lebih mudah, daripada disampaikan secara resmi.
5. Membina kelompok kerja agar lebih efektif
    Untuk membina agar kelompok kerja dalam organisasi lebih efektive hendaknya harus lebih dipahami karakteristik kelompok tersebut, yaitu bagaimana dalam kepemimpinan norma dan cohesivenes (kepaduan) dalam kelompok yang terus berkembang.
   Pemimpin kelompok formal biasanya melalui pemungutan suara atau ditunjuk langsung; sedang pemimpin kelompok informal muncul dengan sendirinya dalam kelompok ybs, dan para anggota kelompok menerima yang bersangkutan sebagai ketua kelompok.
   Norma-norma yang berkembang dalam suatu kelompok akan mempengaruhi anggotanya mempunyai norma yang umum. Bila seorang anggota kelompok mempunyai norma yang berbeda, biasanya akan berubah, perubahan ini bisa terjadi dengan sendirinya, dengan ajakan halus ataupun berupa tekanan keras.
Team cohesivenes (Kepaduan/kebersatuan kelompok)
    Cohesive dapat menjadi alat ukur seberapa besar loyalitas anggota kelompok, semakin cohesive suatukelompok, maka semakin tingginya rasa memiliki pada diri anggota kelompok. Semakin tingginya rasa yang dimiliki seorang kelompok (self belonging), maka semakin tinggi dukungannya terhadap kelompoknya.
6. Langkah selanjutnya supaya kelompok menjadi lebih efektif
    Keberhasilan suatu kelompok kerja tegantung manjerial skill yang dimilki pimpinan. Kecakapan tersebut dalam arti tidak mendominasi bawahan. Aktivitas yang dilakukan kelompok merupakan faktor penting kesuksesan suatu kelompok kerja.
Contoh:
Untuk hasil yang berhasil dalam suatu rapat hendaknya dibuat prosedur yang jelas (tujuan dan hal-hal yang dibicarakan ditentukan secara tertulis) dan petunjuk untuk pimpinan dan anggota kelompok/organisasi.
7. Mengatasi konflik dalam setiap kelompok
    Konflik merupakan hal yang alami terjadi dalam suatu kelompok. Tetapi Smith dan Berg berpendapat bahwa tiap kelompok harus dapat mengambil keuntungan dari konflik yang timbul. Hal yang merugikan dijadikan kekuatan kelompok. Tiap anggota kelompok harus belajar dari tiap konflik yang timbul, dan menggunakannya/merubah menjadi kekuatan kelompok
-   Berikut jalan keluarnya dalam menghadapi konflik :
1. Membentuk suatu system informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi.    Misalnya, dengan membuat papan pengumungan atau pengumuman melalui loudspeaker.
2. Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancer dan harmonis, misalnya dengan membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi yang dua arah dan intens akan mengurangi masalah di lapangan
3. Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal komunikasi

Sumber: http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekon4215/isi5.htm dan http://maksumpriangga.com/cara-mengatasi-konflik-dalam-perusahaan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar