Jumat, 04 Mei 2012

Pembedaan proses pengaruh.


Pembedaan proses pengaruh: berdasarkan kekuasaan dengan berdasarkan wewenang.


Proses Organisasi

Suatu proses pastilah mempengaruhi pengambilan keputusan. Dan komunikasi adalah proses-proses manejerial karena secara nyata dilaksanakan oleh para manajer. Proses-proses ini juga merupakan proses-proses organisasional karena lebih penting dari pada manajer individual dalam pengaruhnya pada pencapaian tujuan–tujuan organisasi. Ketiga proses organisasi dan manejemen ini merupakan bagian vital sistem organisasi formal dan mempunyai implikasi-implikasi sangat penting terhadap perilaku organisasional.


Proses Mempengaruhi

Pengaruh adalah kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok.

Elemen-elemen proses mempengaruhi :
a.      Orang yang mempengaruhi
b.      Metode mempengaruhi
°         Kekuatan fisik
°         Penggunaan sanksi (positif/negatif)
°         Keahlian
°         Kharisma (daya tarik)
c.       Orang yang dipengaruhi

Daerah pengaruh mencakup hubungan-hubungan antara :
a.       Antar perseorangan
b.      Kelompok dengan seseorang
c.       Seseorang dengan kelompok

Proses Pengambilan Keputusan
 A.    Konsep Pengambilan Keputusan
·         Identifikasi dan diagnosis masalah
·         Pengumpulan dan analisis data yang relevan
·         Pengembangan & evaluasi alternantif
·         Pemilihan alternatif terbaik
·         Implementasi keputusan & evaluasi terhadap hasil –hasil
B.     Tipe –Tipe Keputusan Manajemen
·         Keputusan-keputusanperseorangan dan strategi
·         Kepusan-keputusan pribadi & strategi
·         Keputusan-keputusan dasar & rutin
C.    Model-model Pengambilan Keputusan
·         Relationalitas Keputusan
·         Model-model perilaku pengambilan keputusan
D.    Teknik Pengambilan Keputusan
·         Teknik -teknik Kreatif: Brainstorming & Synectics
·         Teknik -teknik Partisipatif
·         Teknik -teknik pengambilan keputusan Modern : Teknik Delphi, Teknik Kelompok Nominal

Sumber: http://www.carolusjoseph.com/2011/12/tugas-9-10-proses-organisasi.html

Konsep Motivasi di Dalam Organisasi.


Konsep motivasi di dalam Organisasi sesuai teori Abraham Maslow.

Penjelasan mengenai konsep motivasi manusia menurut Abraham Maslow mengacu pada lima kebutuhan pokok yang disusun secara hirarkis. Tata lima tingkatan motivasi secara secara hierarkis ini adalah sbb (jika Anda ingin mendapatkan slide presentasi tentang motivasi dan management skills.
• Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah).
  Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang, pangan dan papan. Bagi karyawan,           kebutuhan akan gaji, uang lembur, perangsang, hadiah-hadiah dan fasilitas lainnya seperti rumah, kendaraan dll. Menjadi motif dasar dari seseorang mau bekerja, menjadi efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi organisasi.
• Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja (Safety Needs)  
  Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatan-nya, wewenangnya dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan antusias dan penuh produktivitas bila dirasakan adanya jaminan formal atas kedudukan dan wewenangnya.
• Kebutuhan sosial (Social Needs).
  Kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan diikutsertakan, mening-katkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk adanya sense of belonging dalam organisasi.
• Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs).
  Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian. Kebutuhan akan simbul-simbul dalam statusnya se¬seorang serta prestise yang ditampilkannya.
• Kebutuhan mempertinggi kapisitas kerja (Self actualization).
   Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya) dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita diri seseorang. Dalam motivasi kerja pada tingkat ini diperlukan kemampuan manajemen untuk dapat mensinkronisasikan antara cita diri dan cita organisasi untuk dapat melahirkan hasil produktivitas organisasi yang lebih tinggi.

   Teori Maslow tentang motivasi secara mutlak menunjukkan perwujudan diri sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang bercirikan pertumbuhan dan pengembangan individu. Perilaku yang ditimbulkannya dapat dimotivasikan oleh manajer dan diarahkan sebagai subjek-subjek yang berperan. Dorongan yang dirangsang ataupun tidak, harus tumbuh sebagai subjek yang memenuhi kebutuhannya masing-masing yang harus dicapainya dan sekaligus selaku subjek yang mencapai hasil untuk sasaran-sasaran organisasi.

Sumber: http://rajapresentasi.com/2009/03/teori-hirarki-motivasi-dari-abraham-maslow/

CARA MENGHADAPI KONFLIK


CARA MENGHADAPI KONFLIK DAN CARA JALAN KELUARNYA DALAM MENGHADAPI KONFLIK DALAM SUATU KELOMPOK

-   Dibawah ini beberapa cara dalam menghadapi konflik:
1. Proses "Pengarahan"
    Proses "Pengarahan adalah tindakan "mengarahkan" yang dilakukan oleh manajer/pimpinan untuk menterjemahkan kegiatan - yang telah dilakukan dalam proses "Perencanaan" dan "Pengorganisasian".
Peran manajer disini adalah memberi pengarahan dan dukungan terhadap kegiatan (aktivitas) para anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan struktur organisasi (organizational structure) yang telah ditentukan.
Dan karena hubungan antar manusia di dalam organisasi sangat kompleks dan selalu berubah setiap saat, maka salah satu kegiatan "Pengarahan" dari manajer adalah memberi perhatian terhadap "kelompok kerja (team works)" dalam organisasi.
2. Definisi team works (kelompok kerja)
    Yang dimaksud suatu team (kelompok) adalah dua atau lebih orang yang saling berhubungan, mempengaruhi satu sama lain dengan suatu tujuan tertentu.
Biasanya dalam suatu organisasi ada kelompok kerja formal dan kelompok kerja yang tidak formal (formal dan informal team)
3. Kelompok kerja formal (formal team) kelompok kerja informal (informal team)
    Formal team (kelompok formal) - adalah terdiri dari para pegawai dan pimpinan, anggota dalam kelompok mempunyai hubungan kerja dengan masing-masing anggota kelompok
Informal team - adalah kelompok yang terdiri dari orang-orang yang mempunyai interest/minat yang sama.
Informal team ini dapat berbentu dalam suatu organisasi formal; dan kegiatan tim informal ini kadang-kadang menunjang kegiatan tim formal.

4. Fungsi grup tidak formal (informal group)
1). memperkuat norma dan nilai yang mereka anut.
2). memberi rasa aman, status, kepuasan pada para anggot tim
3). membantu para anggotanya untuk berkomunikasi
4). membantu memecahkan masalah yang dihadapi para anggotanya
   Kadang-kadang kelompok informal menjadi alat yang digunakan oleh pimpinan untuk menyampaikan informasi secara tidak resmi. Kadang-kadang juga membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh anggota kelompok yang ada hubungan dengan organisasi. Kelompok informal ini (informal group) memegang peranan penting untuk kelangsungan suatu organisasi. Komunikasi melalui kelompok kadang-kadang lebih mudah, daripada disampaikan secara resmi.
5. Membina kelompok kerja agar lebih efektif
    Untuk membina agar kelompok kerja dalam organisasi lebih efektive hendaknya harus lebih dipahami karakteristik kelompok tersebut, yaitu bagaimana dalam kepemimpinan norma dan cohesivenes (kepaduan) dalam kelompok yang terus berkembang.
   Pemimpin kelompok formal biasanya melalui pemungutan suara atau ditunjuk langsung; sedang pemimpin kelompok informal muncul dengan sendirinya dalam kelompok ybs, dan para anggota kelompok menerima yang bersangkutan sebagai ketua kelompok.
   Norma-norma yang berkembang dalam suatu kelompok akan mempengaruhi anggotanya mempunyai norma yang umum. Bila seorang anggota kelompok mempunyai norma yang berbeda, biasanya akan berubah, perubahan ini bisa terjadi dengan sendirinya, dengan ajakan halus ataupun berupa tekanan keras.
Team cohesivenes (Kepaduan/kebersatuan kelompok)
    Cohesive dapat menjadi alat ukur seberapa besar loyalitas anggota kelompok, semakin cohesive suatukelompok, maka semakin tingginya rasa memiliki pada diri anggota kelompok. Semakin tingginya rasa yang dimiliki seorang kelompok (self belonging), maka semakin tinggi dukungannya terhadap kelompoknya.
6. Langkah selanjutnya supaya kelompok menjadi lebih efektif
    Keberhasilan suatu kelompok kerja tegantung manjerial skill yang dimilki pimpinan. Kecakapan tersebut dalam arti tidak mendominasi bawahan. Aktivitas yang dilakukan kelompok merupakan faktor penting kesuksesan suatu kelompok kerja.
Contoh:
Untuk hasil yang berhasil dalam suatu rapat hendaknya dibuat prosedur yang jelas (tujuan dan hal-hal yang dibicarakan ditentukan secara tertulis) dan petunjuk untuk pimpinan dan anggota kelompok/organisasi.
7. Mengatasi konflik dalam setiap kelompok
    Konflik merupakan hal yang alami terjadi dalam suatu kelompok. Tetapi Smith dan Berg berpendapat bahwa tiap kelompok harus dapat mengambil keuntungan dari konflik yang timbul. Hal yang merugikan dijadikan kekuatan kelompok. Tiap anggota kelompok harus belajar dari tiap konflik yang timbul, dan menggunakannya/merubah menjadi kekuatan kelompok
-   Berikut jalan keluarnya dalam menghadapi konflik :
1. Membentuk suatu system informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi.    Misalnya, dengan membuat papan pengumungan atau pengumuman melalui loudspeaker.
2. Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancer dan harmonis, misalnya dengan membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi yang dua arah dan intens akan mengurangi masalah di lapangan
3. Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal komunikasi

Sumber: http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekon4215/isi5.htm dan http://maksumpriangga.com/cara-mengatasi-konflik-dalam-perusahaan.html